Ingin Rasanya


INGIN RASANYA

Ingin rasanya ku berjalan di awan, agar bebas

Sebab dunia tak ada tempat berjalan

(apalagi bermain)

Batu-batu sesak di kelopak mawar, putiknya karang

Terjal. Membasahi darah

Kolase nenar di serpih asap

Bau busuk

Menyengat

Tiang-tiang berjalan diputaran lubang

Mengisi lubang derai, mengganti tuhan

Mencari anyir, tetap busuk

Huh sialan !

Ingin rasanya ku ludahi wajah rembulan, agar

Malam semakin malam. Lelap tertidur

Gelap

Ingatkan:

Kehidupan bagaikan asap hitam

Siap diterkam, kecuali harimau

Siap menerkam, kecuali kucing

Siap keterkam, kecuali anjing

Siap terkam, kecuali beruang

Siap dan terkam

Rasanya ingin ku hapus bintang, agar dunia tidak gelap

Dan mawar siap di kamar

Mengharumi kotakotaku

Mengharumi katakataku

Mengharumi kukukukuku

Mengharumi kitakitaku

Mengharumi kupukupuku

Harum: jalan kudus, malaikat mencari geratan cinta,

Dalam bongkahan jiwa, sujud

“bantuan Allah datang kepada mereka yang membantu

Agama Allah” dan…..

“nikmat tuhan mana , yang akan didustakan”

Rasa inginnya ku lalui hidup dengan sangat

Seperti batu di gunung kenangan

Batu yang tidak lagi terjal

Berteman dengan jati dan mahoni

Marmer dan pualam

Itulah sahabat.

Berdiri tiang di gugus cinta

Tepat di dahan ros kemuning

Baunya bukan lagi bunga

Kicaunya bukan lagi burung

Penghuninya bukan lagi beruang

Borjuis yang siap menerkam

Lalu apa katanya

“aku pembangunan”

Rdha

Duren Sawit, Sept-Okt ‘95

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.