OPTIMIS dalam Literasi


OPTIMIS

Pendahuluan

Optimis adalah sikap atau pandangan yang positif terhadap keadaan atau masa depan. Orang yang optimis biasanya merasa yakin bahwa hal-hal yang baik akan terjadi, dan cenderung berpikir bahwa masalah atau kesulitan yang dihadapi akan teratasi dengan baik. Orang yang optimis juga biasanya lebih mudah merasa bahagia dan memiliki sikap yang positif terhadap hidup.

Optimis berbeda dengan pesimis, yaitu sikap atau pandangan yang negatif terhadap keadaan atau masa depan. Orang yang pesimis biasanya merasa tidak yakin bahwa hal-hal yang baik akan terjadi, dan cenderung berpikir bahwa masalah atau kesulitan yang dihadapi tidak akan teratasi dengan baik. Orang yang pesimis juga biasanya lebih sulit merasa bahagia dan memiliki sikap yang negatif terhadap hidup.

Menurut para ahli, pengertian optimis adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Dictionary.com, optimis adalah sikap atau pandangan yang positif terhadap keadaan atau masa depan.
  2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), optimis adalah sikap atau pandangan yang memandang bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan baik.
  3. Menurut Dictionary of Psychology, optimis adalah sikap yang memandang keadaan atau masa depan dengan harapan yang positif.
  4. Menurut The Cambridge Dictionary, optimis adalah sikap yang memandang masa depan dengan harapan yang positif dan percaya bahwa hal-hal yang baik akan terjadi.
  5. Menurut Oxford Living Dictionaries, optimis adalah sikap atau pandangan yang memandang keadaan atau masa depan dengan harapan yang positif dan percaya bahwa hal-hal yang baik akan terjadi.

Membentuk pribadi yang optimis dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:

  1. Mencoba untuk melihat sisi positif dari setiap situasi. Ketika menghadapi masalah atau kesulitan, cobalah untuk mencari solusi atau sisi positif dari masalah tersebut.
  2. Belajar mengelola emosi dengan baik. Pemahaman dan kendali emosi dapat membantu kita untuk tidak mudah stress atau frustrasi, sehingga kita dapat terus berpikir positif.
  3. Berlatih rutin untuk mengucapkan kata-kata positif kepada diri sendiri. Ini dapat membantu kita untuk membangun kepercayaan diri dan merasa lebih optimis.
  4. Mencoba untuk tidak terlalu membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Fokus pada kemajuan dan prestasi yang telah dicapai, bukan pada apa yang belum tercapai.
  5. Belajar untuk bersyukur atas apa yang telah dimiliki. Mengucapkan terima kasih atas kebaikan yang telah diterima dapat membantu kita untuk merasa lebih bahagia dan optimis.
  6. Mencoba untuk tidak terlalu menyimpan rasa dendam atau kemarahan. Membiarkan rasa dendam atau kemarahan terus terpendam dapat menimbulkan stres dan negativitas, sehingga lebih sulit untuk merasa optimis.
  7. Berlatih rutin untuk berolahraga atau melakukan kegiatan fisik lainnya. Olahraga dapat membantu mengeluarkan hormon-hormon yang dapat meningkatkan suasana hati dan membantu kita merasa lebih optimis.

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk memotivasi seseorang agar berlaku optimis:

  1. Beri contoh dan tunjukkan sikap optimis. Seringkali, orang akan menirukan perilaku dan sikap yang ditunjukkan oleh orang lain. Jadi, jadilah contoh yang baik dengan menunjukkan sikap optimis di depan orang lain.
  2. Bantu mereka menemukan sisi positif dari setiap situasi. Ketika seseorang mengalami masalah atau kesulitan, bantulah mereka untuk mencari solusi atau sisi positif dari masalah tersebut.
  3. Berikan dukungan dan kesempatan untuk belajar. Seringkali, rasa optimis datang dari rasa percaya diri yang tinggi. Berikan dukungan dan kesempatan bagi orang tersebut untuk belajar dan mengembangkan kemampuan, sehingga mereka dapat merasa lebih percaya diri dan optimis.
  4. Ajak mereka untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan. Menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan dapat membantu meningkatkan suasana hati seseorang dan membuat mereka merasa lebih optimis.
  5. Beri pujian dan ucapan terima kasih. Pujian dan ucapan terima kasih dapat membantu seseorang untuk merasa lebih dihargai dan yakin akan kemampuannya, sehingga mereka dapat merasa lebih optimis.
  6. Berikan kebebasan dan kepercayaan. Memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada seseorang dapat membantu mereka untuk merasa lebih terhormat dan merasa memiliki kontrol atas hidup mereka sendiri, sehingga mereka dapat merasa lebih optimis.
  7. Berikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan. Memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan seseorang dapat membantu mereka untuk merasa lebih percaya diri dan optimis tentang kemampuan mereka untuk menyelesaikan tantangan tersebut.

Ada beberapa hikmah atau manfaat dari sikap atau pandangan optimis, di antaranya:

  1. Meningkatkan kualitas hidup. Orang yang optimis cenderung merasa lebih bahagia dan memiliki sikap yang positif terhadap hidup, sehingga kualitas hidup mereka menjadi lebih baik.
  2. Mendorong kreativitas dan inovasi. Orang yang optimis cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan lebih berani mencoba hal-hal yang baru, sehingga dapat mendorong kreativitas dan inovasi.
  3. Meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Orang yang optimis cenderung lebih sehat secara fisik dan mental, karena mereka cenderung lebih sedikit merasa stres atau frustrasi.
  4. Mendorong prestasi. Orang yang optimis cenderung lebih percaya diri dan yakin akan kemampuannya, sehingga dapat mendorong prestasi yang lebih baik.
  5. Meningkatkan hubungan sosial. Orang yang optimis cenderung lebih mudah terhubung dengan orang lain dan membangun hubungan sosial yang baik, karena sikap positif mereka dapat menarik orang lain untuk berinteraksi dengan mereka.

Berikut beberapa dalil yang dapat menjelaskan tentang sikap atau pandangan optimis:

  1. Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 286: “Tiap-tiap yang berbuat baik, maka baginya pahala yang baik pula. Dan tiap-tiap yang berbuat buruk, maka tidaklah baginya kecuali dari pada keburukan yang semisal.” Ayat ini menunjukkan bahwa setiap orang yang berusaha untuk berbuat baik akan mendapatkan pahala yang baik pula. Ini dapat diinterpretasikan sebagai dorongan untuk selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik dan memiliki sikap optimis bahwa hal-hal yang baik akan terjadi.
  2. Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 286: “Dan tiap-tiap yang beriman dan beramal shaleh, maka Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebajikan itu.” Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beriman dan berbuat kebajikan. Ini dapat diinterpretasikan sebagai dorongan untuk selalu berusaha untuk berbuat kebajikan dan memiliki sikap optimis bahwa pahala yang baik akan diterima.
  3. Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Mu’minun ayat 60: “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.” Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang bertawakkal kepada Allah akan dicukupkan kebutuhannya. Ini dapat diinterpretasikan sebagai dorongan untuk selalu bertawakkal kepada Allah dan memiliki sikap optimis bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan kita

Adapun hadits yang dapat dijadikan sebagai dalil tentang sikap atau pandangan optimis:

  1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Bukhari) Hadits ini menunjukkan bahwa sebaik-baik kita adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Ini dapat diinterpretasikan sebagai dorongan untuk selalu berusaha untuk bermanfaat bagi orang lain dan memiliki sikap optimis bahwa hal-hal yang baik akan terjadi.
  2. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah tidak pernah merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (HR. Muslim) Hadits ini menunjukkan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali jika mereka sendiri merubah keadaan yang ada pada diri mereka. Ini dapat diinterpretasikan sebagai dorongan untuk selalu berusaha untuk merubah keadaan yang ada pada diri kita dan memiliki sikap optimis bahwa keadaan yang lebih baik akan terjadi.
  3. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengharapkan (rezeki) dari Allah, maka Allah akan memberinya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan keperluannya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang mengharapkan rezeki dari Allah akan diberikan rezeki oleh Allah, dan orang yang bertawakkal kepada Allah akan dicukupkan keperluannya oleh Allah. Ini dapat diinterpretasikan sebagai dorongan untuk selalu mengharapkan rezeki dari Allah dan bertawakkal kepada Allah, serta memiliki sikap optimis bahwa kebutuhan kita akan dicukupkan oleh Allah.

PRINSIP KOMUNIKASI EEFEKTIF


Prinsip Komunikasi Efektif

Terdapat lima prinsip atau hukum Komunikasi Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang dikembangkan dan dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Pada Dasarnya, komunikasi adalah upaya bagaimana seseorang dapat meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.

Adapun kelima prinsip atau hukum komunikasi yang harus dipedomani agar komunikasi berjalan efektif adalah:

1.     React/Sikap menghargai sesama individu.    
Prinsip pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting, sehingga jika komunikasi dibangun dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kerjasama yang baik akan terjalin sehingga dapat menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja, baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

2.     Empati/Kemampuan menempatkan diri pada situasi yang dihadapi orang lain.

Prinsip kedua adalah empati, yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu unsur utama dalam menumbuhkan sikap empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan seseorang untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya.

3.     Audible/Dapat didengarkan dan dimengerti

Prinsip atau hukum komunikasi ketiga selanjutnya adalah audible, adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati memiliki arti harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan, dan atau alat bantu audio visual yang membantu agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.

4.     Clarity/Kejelasan Pesan

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi perlu dikembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim dari organisasi maupun lembaga. Tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan dapat menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim.

5.     Humble/Sikap rendah hati

Prinsip atau Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang dimiliki oleh seseorang. Sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Apabila komunikasi yang dibangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan

GAYA KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan menurut George dan Jones didefinisikan sebagai ”The exercise of influence by one member of a group or organizations over other members to help the group or organization achieve its goals.”[1] Kepemimpinan terkait dengan pemberian pengaruh yang dilakukan oleh seseorang atau salah satu anggota kelompok atau organisasi atas anggota lain untuk membantu kelompok atau organisasi mencapai tujuannya. Kepemimpinan terkait dengan pemberian pengaruh dalam mewujudkan tujuan organisasi. Tanpa adanya pengaruh dari seorang pemimpin kepada orang-orang yang dipimpinnya, maka tujuan organisasi tidak akan terwujudkan. Pemimpin memiliki tugas untuk mempengaruhi dan menggerakkan setiap perilaku orang yang dipimpinnya untuk bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang mengacu pada pencapaian tujuan organisasi.

Yang paling berharga dalam hidup ini adalah bersikap jujur dalam segala hal dan keadaan.

-Ridwan Aldursanie-

Menurun Bennis yang dikutip Luthans menyatakan “….effective leadership cannot exist without the full inclusion, initiatives, and the cooperation of employees”.[2] Kepemimpinan yang efektif tidak dapat tercapai tanpa inklusi penuh, inisiatif, dan kerjasama dengan bawahan. Seseorang tidak akan dapat menjadi pemimpin yang berhasil apabila tidak memiliki pengikut. Terry menyatakan bahwa “Leadership is the relationship in which one person, or the leader, influences others to work together willingly on related tasks to attain that which the leader desires“.[3] Kepemimpinan diartikan sebagai hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin.

GOOGLE DOCS MEMBANTU MEMUDAHKAN MENULIS


GOOGLE DOCS MEMBANTU MEMUDAHKAN MENULIS

Menulis dokumen  tanpa harus mengetik saat ini begitu mudah sekali dengan memanfaatkan Google Docs. Kita bisa mempersingkat waktu dan mempermudah dalam menulis dokumen tanpa menyentuh keyboard. Google docs sendiri telah diluncurkan pada 10 Oktober 2006, yang menawarkan layanan dalam pengolahan kata, formulir, presentasi dan lainnya. Serta menjadi aplikasi pada android, web bahkan desktop di Google Chrome. Memiliki kemampuan mendengarkan dan menyusun kata-kata sehingga kita hanya cukup menerima hasilnya yang berbentuk tulisan.

Cara Menulis Dokumen Tanpa Mengetik

Di dalam Google docs terdapat menu Voice Typing yang berfungsi untuk merekam suara kita sehingga menyulapnya menjadi teks atau tulisan bahkan juga bisa merubah bahasa sesuai dengan yang kita inginkan. Berikut cara mengaktifkannya:

  1. buka laman Google Docs di browser Google Chrome
  2. Pilih dokumen baru  tinggal pilih “Blank”
  3. Klik “tools” lanjutkan dengan klik “voice typing”.
  4. Pilih bahasa sesuai yang diinginkan
  5. klik gambar microphone dan mulai berbicara
  6. klik file pilih download untuk mengunduh file
  7. pilih microsoft word

Selain  voice typing  google docs juga memiliki kelebihan diantaranya:

1. dapat menghindari risiko kehilangan data,

2. dapat untuk mengconvert file ke PDF atau mengubah PDF ke Word,

3. dapat digunakan sebagai pemeriksa ejaan sehingga sesuai dengan EYD, dan juga bisa mengatur akses terhadap file yang kita miliki

Demikianlah cara menulis dokumen tanpa harus mengetik sehingga kita hanya perlu merekam suara untuk mengubahnya menjadi tulisan. Semoga bermanfaat.

Motivasi Belajar


Motivasi Belajar Dalam Pendidikan

(Tinjauan Etimologi)

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata latin “movere” yang artinya bergerak. Adapun pengertian mengenai motivasi menurut para ahli, antara lain: Menurut Teaven dan Smith, konstruksi yang mengaktifkan dan mengarahkan prilaku dengan memberi dorongan atau daya pada organisme untuk melakukan suatu aktivitas. Menurut Chauhan, motivasi adalah suatu proses yang menimbulkan aktivitas pada organisme sehingga terjadi suatu prilaku.

Wordworth, mengggunakan istilah Drive atau motivasi adalah suatu konstruksi dengan tiga karakteristik yaitu intensitas, arah dan persisten. Artinya motivasi dengan intensitas yang cukup akan memberikan arah kepada individu untuk melakukan sesuatu secara tekun dan secara terus menerus (Djaali, 2001). Menurutnya motivasi digelongkan menjadi tiga bagian: Pertama, Organic needs (kebutuhan vital, seperti: makan, minum, dan lain-­lain). KeduaEmergency motives, ditimbulkan karena suatu kebutuhan yang harus terpenuhi dan tergantung pula pada keadaan lingkungan. Ketiga, Objectives motives dan interest (Dakir: 1993). Menurut Eysenk dan kazvan­katuan motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan suatu tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep seperti minat, bakat, konsep diri, sikap dan sebagainya. Baca lebih lanjut

BELAJAR SABLON


Mengenal Jenis dan Ukuran Screen Sablon Manual

Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menerangkan sedikit tentang jenis dan ukuran screen sablon manual, sebagai sabloner pengetahuan tentang jenis dan ukuran screen sangat penting karena berkaitan langsung dengan aktifitas penyablonan. Beda media sablon dan tinta yang digunakan maka beda pula jenis dan ukuran screen sablon yang digunakan, kalau salah pilih tentu hasil sablon tidak akan maksimal seperti yang kita inginkan.

Setiap screen sablon memiliki jenis, ukuran dan fungsi yang berbeda-beda. Ukuran screen sablon biasanya ditandai dengan nomor dan kode tertentu seperti T (tick) atau M (mesh). Di Indonesia sendiri kode yang sering digunakan adalah T (tick) sedangkan M (mesh) biasanya digunakan di Negara eropa. Sedangkan nomor yang tertera sebelum atau sesudah kode menunjukkan jumlah helai kain atau benang yang yang dijahit setiap 1 cm, misalkan screen yang ukurannya 48T atau T48 berarti memiliki 48 benang disetiap 1 cm. Semakin besar nomornya berarti semakin rapat dan kecil pori-pori screen. Besar kecilnya pori-pori inilah yang akan menentukan berapa banyak tinta yang akan di transfer ke media sablon, makin besar pori-porinya makin banyak dan makin tebal tinta yang akan di transfer ke media sablon

Untuk lebih jelasnya berikut saya buatkan daftar jenis dan ukuran screen sablon manual dan fungsinya supaya teman-teman yang baru belajar sablon lebih mudah dalam mempelajarinya.

Baca lebih lanjut

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

(Sebuah Definisi)

 

 

Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, demikian menurut teori behavioristik. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada peserta didik seperti alat peraga, pedoman kerja atau cara-cara tertentu, untuk membantu belajar peserta didik, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru, sebagaimana yang dikemukakan oleh Thorndike (dalam Budiningsih, 2004: 21) bahwa belajar merupakan  proses interaksi antara stimulus dan respon. STIMULUS adalah apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh indera. sedangkan RESPON adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan atau tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud konkrit (dapat diamati) atau tidak konkrit (tidak dapat diamati). Baca lebih lanjut

Revisi Taksonomi Bloom


Revisi Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom ini telah direvisi oleh Krathwohl salah satu penggagas taksonomi tujuan belajar, agar lebih cocok dengan istilah yang sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar, yang sering kita mengenalnya dengan istilah C1, C2, C3, C4, C5 dan C6

Pada revisi ini , jika dibandingkan dengan taksonomi sebelumnya, ada pertukaran pada posisi C5 dan C6 dan perubahan nama. Istilah sintesis dihilangkan dan diganting dengan Create.

Berikut ini Struktur dari Dimensi Proses Kognitif menurut Taksonomi yang telah direvisi Baca lebih lanjut

Situ Bagus


“Saya ketemu situs yang bagus buat teman-temen yang lagi sulit punya uang. Coba cek di sini: Situs Bagus Bantu sebarkan yah, mudah-mudahan berguna buat teman-teman yang lain”

KEMANDIRIAN BELAJAR


KEMANDIRIAN BELAJAR

(Sebuah Definisi)

 buku

Ada beberapa istilah dalam bahasa Inggris yang diterjemahakan sebagai kemandirian, yaitu independency dan outonomy. Gilmore menyatakan bahwa independency merupakan gambaran atas perbuatan sendiri berupa kebebasan seseorang dari pengaruh orang lain, dan menujuk pada kemampuan dalam mendiskriminasi di antara beberapa obyek, orang atau alternatif lain menuju ke pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang cocok. Independency atau kebebasan dalam arti bahwa ketika mengerjakan sesuatu, dirinya tidak mengharapkan bantuan atau pengarahan orang lain.[1] Peserta didik yang memiliki kemandirian dirinya memiliki inisiatif dalam mengerjakan sesuatu tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Peserta didik yang demikian memiliki kemampuan dalam mengungkapkan berbagai alternatif dan mengambil keputusan yang cocok dalam pemecahan permasalahan pembelajaran. Kemandirian inilah yang akan membawa peserta didik mengalami keberhasilan dalam pembelajaran. Baca lebih lanjut