IKHTIAR SEBUAH DEFINISI


Berikhtiar merupakan salah satu cara seseorang untuk mencapai tujuannya dan meraih kesuksesan. Dalam Islam, setiap individu diharapkan untuk bekerja keras dan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuannya, namun juga harus menerima apa yang telah Allah tentukan untuknya.

Ikhtiar juga merupakan bagian dari proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuannya, dan seringkali membutuhkan usaha yang keras dan tidak mudah. Namun, ikhtiar juga dapat memberikan pelajaran dan hikmah yang bermanfaat bagi seseorang, seperti menambah kemampuan dan keterampilan, mengasah keberanian dan keberhasilan, menumbuhkan rasa tanggung jawab, memperkuat rasa percaya diri, menumbuhkan sikap optimis, menumbuhkan rasa sabar, dan menumbuhkan rasa tawakal kepada Allah.

Selain itu, dalam Islam juga ditekankan bahwa seseorang harus bersikap sabar dan tawakal (berserah diri kepada Allah) dalam menghadapi kesulitan atau rintangan dalam mencapai tujuannya. Ini berarti bahwa seseorang harus terus berusaha dengan sebaik-baiknya, namun juga harus menerima apa yang telah Allah tentukan untuknya.

Oleh karena itu, cara berikhtiar yang sesuai dengan ajaran Islam adalah dengan bekerja keras dan berusaha dengan sebaik-baiknya dengan cara-cara yang halal dan tidak merugikan orang lain, sambil terus bersikap sabar dan tawakal kepada Allah.

Ikhtiar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Ikhtiar dapat berupa tindakan atau kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. Ikhtiar merupakan bagian dari proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuannya, dan seringkali membutuhkan usaha yang keras dan tidak mudah.

Berikut adalah beberapa definisi ikhtiar menurut para ahli dan menurut syariat Islam:

  1. Menurut para ahli, ikhtiar adalah usaha atau tindakan yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Ikhtiar merupakan bagian dari proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuannya, dan seringkali membutuhkan usaha yang keras dan tidak mudah.
  2. Menurut syariat Islam, ikhtiar adalah tindakan atau kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. Ikhtiar harus dilakukan dengan cara-cara yang halal dan tidak merugikan orang lain, sambil terus bersikap sabar dan tawakal kepada Allah.

Lalu bagaimanakah cara berikhtiar yang sesuai dengan aturan Islam? ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam berikhtiar agar sukses:

  1. Tentukan tujuan yang jelas: Ini adalah langkah pertama yang harus Anda ambil dalam berikhtiar. Tentukan tujuan yang jelas dan terukur, sehingga Anda tahu apa yang harus Anda capai.
  2. Persiapkan rencana tindakan: Setelah Anda menentukan tujuan, selanjutnya Anda perlu mempersiapkan rencana tindakan yang jelas dan terukur. Buatlah rencana yang mencakup tahapan-tahapan yang harus Anda lakukan untuk mencapai tujuan Anda.
  3. Bersikap optimis: Bersikap optimis merupakan salah satu kunci sukses dalam berikhtiar. Jangan mudah putus asa atau merasa tidak mampu mencapai tujuan Anda. Teruslah berpikir positif dan percaya bahwa Anda dapat mencapai tujuan Anda.
  4. Berdoa: Berdoa merupakan salah satu cara untuk meminta pertolongan kepada Allah dalam mencapai tujuan. Jangan lupa untuk selalu meminta pertolongan kepada Allah dalam setiap langkah yang Anda ambil.
  5. Bersikap terbuka terhadap peluang-peluang baru: Jangan selalu terikat pada rencana yang Anda buat. Bersikap terbuka terhadap peluang-peluang baru yang muncul dapat memberikan Anda kesempatan untuk mencapai tujuan dengan cara yang tidak terduga.
  6. Jangan menyerah: Jangan mudah menyerah saat menghadapi rintangan atau kesulitan. Teruslah berusaha dengan sebaik-baiknya dan jangan pernah menyerah sampai tujuan Anda tercapai.
  7. Bersikap realistis: Jangan membuat tujuan yang terlalu tinggi atau tidak realistis. Tentukan tujuan yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi Anda saat ini, sehingga Anda dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Berikhtiar merupakan salah satu cara seseorang untuk mencapai tujuannya dan meraih kesuksesan. Namun, ada beberapa hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari proses ikhtiar tersebut, di antaranya adalah:

  1. Menambah kemampuan dan keterampilan: Dengan terus berikhtiar, seseorang akan terus belajar dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
  2. Mengasah keberanian dan keberhasilan: Berikhtiar juga akan membantu seseorang untuk mengasah keberanian dan keberhasilan dalam menghadapi rintangan atau kesulitan.
  3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab: Dengan terus berikhtiar, seseorang akan merasa lebih bertanggung jawab terhadap tujuan yang ingin dicapainya, sehingga akan lebih bersemangat dalam mencapainya.
  4. Memperkuat rasa percaya diri: Berikhtiar juga dapat memperkuat rasa percaya diri seseorang, karena ia merasa telah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuannya.
  5. Menumbuhkan sikap optimis: Berikhtiar juga dapat menumbuhkan sikap optimis seseorang, karena ia tidak mudah putus asa atau merasa tidak mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
  6. Menumbuhkan rasa sabar: Proses ikhtiar juga akan mengajarkan seseorang untuk bersikap sabar, karena ia harus terus berusaha dan berikhtiar meskipun menghadapi rintangan atau kesulitan.
  7. Menumbuhkan rasa tawakal: Berikhtiar juga dapat menumbuhkan rasa tawakal (berserah diri) kepada Allah, karena seseorang harus menerima apa yang telah ditetapkan oleh Allah meskipun telah berusaha dengan sebaik-baiknya.

Beberapa dalil atau ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang pentingnya berikhtiar dalam Islam:

  1. “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (dari setiap kesulitan).” (QS. At-Talaq: 2)
  2. “Dan barangsiapa yang berusaha, maka sesungguhnya usahanya itu untuk dirinya sendiri. Dan sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Ankabut: 6)
  3. “Dan apa yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalasi kepadamu dengan kebaikan yang lebih baik dari padanya, dan kamu akan dibawa (masuk) ke dalam Surga yang di dalamnya terdapat keberkatan yang tidak terhitung jumlahnya.” (QS. Saba: 35)
  4. “Dan (ingatlah), apabila Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Maukah Engkau menjadikan di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30)
  5. “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta beramal shalih, maka Sesungguhnya Kami akan memberikan kepadanya pahala yang besar.” (QS. Al-Ahqaf: 29)

Adapun beberapa hadits yang menjelaskan tentang pentingnya berikhtiar dalam Islam:

  1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (Hadits riwayat Muslim)
  2. Dari Abdullah bin Amr ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu pun dari kamu kecuali akan diberikan kepadanya sesuai dengan apa yang diusahakannya.” (Hadits riwayat Tirmidzi)
  3. Dari Jabir ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu pun dari kamu kecuali akan diberikan kepadanya sesuai dengan apa yang diusahakannya, maka apabila seseorang berikhtiar, Allah akan memudahkannya.” (Hadits riwayat Tirmidzi)
  4. Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya keberhasilan itu hanya datang dari Allah, namun Allah tidak akan memberikan keberhasilan kepada seseorang kecuali setelah ia berusaha.” (Hadits riwayat Tirmidzi)
  5. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu pun dari kamu kecuali akan diberikan kepadanya sesuai dengan apa yang diusahakannya, maka apabila seseorang berikhtiar, Allah akan memudahkannya. Dan apabila ia bersikap pasrah, Allah akan menyulitkannya. Dan tidak ada satu pun dari kamu kecuali akan diberikan kepadanya sesuai dengan apa yang diinginkannya.” (Hadits riwayat Tirmidzi)